Siang itu kami mengunjungi salah satu universitas swasta di kota Surakarta. Terlihat banyak sekali sepada motor yang diparkir di parkiran universitas tersebut. Kami tak merasa heran karena hari itu proses perkuliahan sedang berlangsung. Di depan kantor TU tampak segerombolan mahasiswa tingkat atas sedang bergurau. Kami menghampiri mereka dan berbincang-bincang tentang fenomena jokir. Dalam pembicaraan mereka hanya bersahut-sahutan seperti orang yang sedang bercanda. Akhirnya kami meminta salah satu dari mereka untuk dimintai pendapat mereka tentang jokir.
Kristian (22), seorang mahasiswa yang sedang menjalani skripsi tersebut berpendapat. Menurutnya fenomena jokir adalah hal yang wajar. Karena, baik jokir maupun orang yang menggunakan jasanya tersebut sama-sama untung. Jokir mendapatkan uang hasil dari jerih mereka dalam membuat skripsi dan pengguna jasa tersebut juga merasa diringankan dalam mengerjakan skripsi.
“saya rasa fenomena jokir tidak perlu diambil pusing, toh mereka juga tidak merugikan orang lain”, katanya.
Selain kristian kami juga sempat meminta pandapat dari seorang mahasiswa yang kuliah di salah satu universitas negeri di kota Surakarta. Joko (21), berpendapat bahwa jokir bukanlah hal yang perlu dirahasiakan. Karena jokir sudah menjadi rahasia umum dikalangan mahasiswa, bahkan dosen pun juga mengetahui. Menggunakan jasa jokir juga hal yang tidak perlu dilarang karena mahasiswa yang menggunakan jokir tersebut tidak merasa dirugikan dan mereka malah merasa terbantu dalam mengerjakan skripsi.
Dari pendapat dua mahasiswa tersebut terlihat bahwa jokir merupakan hal yang biasanya dan tidak perlu dibesar-besarkan. Para jokir dan pengguna jasa tidak merasa dirugikan. Namun mengerjakan skripsi menggunakan jokir adalah suatu tindakan yang membodohi diri mereka sendiri. Mereka membeli hasil karya orang lain. Namun secara hukum memang tidak ada larangan dalam fenomen jokir ini. Kita tidak bisa memvonis bahwa jokir itu merugikan, namun kita juga tidak bisa mengtakan bahwa jokir itu baik. Hal ini tergantung kita, dari sudut pandang mana kita kita melihatnya
#selama kita mampu kenapa gak dilakukan sendiri (ada kemauan ada jalan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar